Menjadi Pelaku Firman Tuhan (Yohanes 9:1-18)
Selasa, 28 April 2020
Menjadi Pelaku Firman Tuhan (Yohanes
9:1-18)
Penulis: Seprianus Olla,
B.Ed.,S.Pd
Shalom saudara-saudara,
teman-teman yang diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus.
Beberapa hari ini saya berpikir untuk
mulai menuliskan setiap Firman Tuhan yang boleh saya renungkan setiap pagi
bersama anak-anak di sekolah untuk dapat saya bagikan kepada teman-teman. Harapan
terkecil adalah dapat menjadi berkat setiap orang yang membacanya. Saya juga
bukan seorang pendeta yang khusus belajar tentang Teologi. Tetapi inilah
keunikan kita sebagai orang Kristen, kita dikaruniakan Roh Kudus untuk dapat
memahami kebenaran Firman Tuhan. Saya sangat yakin bahwa mengerti dan memahami
Firman Tuhan adalah pekerjaan Roh Kudus dalam hati setiap kita orang percaya.
Pengertian kita sebagai manusia adalah terbatas. Oleh karena itu, kita
membutuhkan karunia Roh Kudus untuk memberikan pengertian yang benar mengenai
kebenaran Firman Tuhan. Pengertian yang salah akan membawa kita kepada
kesimpulan yang salah dan akan berakhir pada tindakan iman yang mungkin juga
salah.
Hari ini saya mengajak
kita untuk belajar sebuah peristiwa yang disaksikan dan dituliskan oleh Yohanes
mengenai mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menyembuhkan
orang yang buta sejak lahir (Yohanes 9:1-18). Ini adalah sebuah mujizat yang
begitu unik dari peristiwa dan mujizat lain yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Mengapa
saya mengatakan demikian? Sebab mujizat ini dilakukan oleh Tuhan Yesus pada
hari sabat. Penyembuhan pada hari sabat adalah sebuah hal yang tentu melanggar titah
yang terdapat dalam hukum Taurat dan ini sangat mengusik semua ahli Taurat pada
zaman itu. Menguduskan hari sabat seperti yang terdapat dalam hukum taurat
benar-benar dijadikan sebagai hari dimana setiap orang pada saat itu harus berhenti
dari pekerjaan apapun. Apalagi menyembuhkan orang sakit pada hari sabat! Inilah
sebabnya di ayat 16 para ahli taurat menuduh Tuhan Yesus sebagai manusia berdosa
dan apa yang Dia lakukan bukan berasal dari Allah. Dan hal ini menimbulkan pertentangan
bagi mereka.
Mujizat yang
dilakukan oleh Tuhan Yesus seperti ini bukan satu-satunya yang membuat para
ahli Taurat sangat marah kepada-Nya karena alasan yang sama. Terdapat peristiwa
penyembuhan lainnya yang dilakukan oleh Tuhan Yesus pada hari sabat. Misalnya
Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang lumpuh di kolam Betesda. Semua ini dilakukan
dengan penuh kuasa. Lalu mengapa Tuhan Yesus ingin melakukan hal ini? Bukankah Dia
tahu bahwa apa yang Dia lakukan akan membayakan diri-Nya? Bukankah Dia akan
dibunuh dan dan dibenci oleh semua pemuka agama dan ahli taurat pada saat itu?.
Tentu Tuhan Yesus sangat mengetahui hal ini sebab Dia adalah Allah yang Mahatahu.
Dia melakukan ini bukan sebagai bentuk perlawanan kepada para ahli Taurat pada
saat itu. Alasan yang jauh dari itu adalah bahwa Tuhan Yesus menginginkan
pertobatan yang sejati dari para ahli taurat. Tidak sebatas mengetahui firman
Tuhan tetapi mereka juga dapat menjadi pelaku kebenaran Firman Tuhan itu
sendiri. Itu sebabnya di dalam Matius 5:20, Tuhan Yesus memperingatkan
murid-murid-Nya dengan keras mengenai hal ini “Maka Aku berkata kepadamu : jika
hidup keagamaanmu tidak lebih benar hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan Sorga”.
Mengerikan bukan? Mengapa mereka yang dipilih sebagai penegak hukum dan yang
mengetahui banyak tentang kebenaran justru dikatakan tidak layak masuk Sorga? Ini
alasannya karena pengetahuan mereka yang begitu besar tidak memimpin mereka
untuk menjadi pelaku kebenaran firman Tuhan itu sendiri. Bagi kita, sudahkah
pengetahuan kita akan kebenaran menuntun kita sampai kepada melakukan kebenaran
itu? Kiranya Tuhan yang menuntun kita menjadi pelaku kebebaran Firman Tuhan.
Soli Deo Gloria
Soli Deo Gloria
BalasHapus