Roh Kudus, Suara Hati Nurani dan Suara Setan
Book Report
Roh Kudus, Suara Hati Nurani dan Suara Setan
(Pdt. Dr Stephen Tong)

Oleh
Seprianus Olla_30720120065
Universitas Pelita Harapan
Faculty Of Teachers College 2014
Roh Kudus, Suara Hati Nurani dan Setan.
Bab
I Manusia dan Hati Nurani
Hati Nurani adalah salah satu
aspek yang diciptakan oleh Tuhan di dalam diri manusia sebagai pribadi.
1.
Keunikan Manusia
Manusia diciptakan segambar
dan serupa dengan Allah. Sebagai peta teladan Allah, manusia diciptakan dengan
aspek-aspek seperti kekekalan, kebebasan, rasio, moral, kesadaran eksistensi
diri, sifat relatif diri dengan diri dan lain-lain yang sangat berbeda dari
ciptaan lain seperti binatang. Contohnya manusia dapat mempelajari berbagai
bidang ilmu pengetahuan.
2.
Manusia sebagai Makhluk Tertinggi
Manusia memiliki
relasi vertikal yaitu dapat berdoa, bersyukur dan memuji Allah sedangkan
binatang hanya memiliki relasi dunia jasmaniah.
3.
Perbedaan Hakiki Manusia dan Binatang
§ Konsep Barat: Rasio
Manusia dan binatang sangat berbeda karena manusia
memiliki daya pikir yang tidak mungkin terdapat pada binatang (Aristoteles).
Jadi, perbedaan manusia dan binatang adalah rasio yakni manusia dapat berhitung
matematika dan berimajinasi.
§ Konsep Timur: Hati
Nurani.
Aspek yang membedakan manusia dan binatang adalah hati
nurani yang memiliki fungsi unik antara lain dapat terharu, dapat dapat
membedakan baik dan jahat, dapat membedakan benar dan salah serta malu karena
salah (Mencius).
Pendapat
Aristoles dan Mencius masih sangat dangkal. Mereka belum menemukan aspek-aspek
yang lain seperti kekekalan, sifat kesadaran perasaan tanggung jawab kepada
Allah dan harus beriman.
4.
Mengenal Hati Nurani
Hati nurani bukan
merupakan pribadi namun merupakan aspek yang ditempatkan Tuhan di dalam pribadi
manusia. Hati nurani merupakan wakil suara Tuhan yang menyelidiki, bersaksi dan
berbicara, memberikan perintah dan peringatan serta menghakimi orang yang
berdosa
5.
Ketidaknetralan Hati Nurani.
Hati nurani tidak
berada dalam posisi netral (Agustinus, 1500-an). Karena tidak mengetahui
standar Allah dan waktu Allah, membuat manusia jatuh ke dalam dosa menyebabkan
hati manusia yang netral menjadi tidak netral.
6.
Hati Nurani yang Bersuara
Meskipun hati
nurani itu tidak netral tapi dapat bersuara.
§ Hati Nurani dalam
Pandangan Umum
o
Sir Herbert Spencer (1820-1903) dan Sir Thomas Henry
Huxley (1825-1895) merupakan tokoh yang mempopulerkan teori evolusi dengan
menganggap bahwa mereka tidak mengetahui dari mana asalnya hati nurani, jiwa,
kekalan maupun tentang Allah (Agnotisisme). Sedangkan evolusi merupakan proses
yang panjang sehingga mendadak muncul rasio dan hati nurani.
o
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan tokoh atheis dan
menolak kekristenan yang mengemukakan bahwa hati nurani muncul akibat
pendidikan dari a posteriori atau
dari pengaruh lingkungan. Dia mengatakan bahwa tidak ada hati nurani. Yang
disebut sebagai hati nurani sebenarnya adalah suatu akibat dari tradisi,
pendidikan atau lingkungan yang disodorkan kepada seseorang kepada masyarakat
yang percaya secara a priori adanya
hati nurani
o
Imanuel Kant (1724-1804)
Percuma bagi seseorang untuk berusaha mebuktikan Allah
itu ada atau tidak. Sebab paling sedikit dia mengetahui di dalam diri ada satu
suara yag terus berisik menjaga kita untuk eruat jahat (Categorical imperative)
§ Hati Nurani dalam
Pandangan Alkitab
o
Hati Nurani adalah wakil dari wakil
Manusia adalah wakil Allah untuk alam semesta lalu hati
nurani merupakan wakil Allah untuk menguasai manusia yang menjadi wakil (wakil dari wakil) yang merupakan
materai yang diberikan Tuhan untuk mengontrol manusia. Disinilah yang membuat
Tuhan meminta kepada kita untuk menyerahkan hati kita kepad Dia. Hati kita
merupakan pelita Allah yang aka
menyinarkan cahaya untuk menyelidiki seluruh lubuk hati kita (Titus 1:15).
Refleksi Bab I
Hati
nurani merupakan aspek yang ditempatkan Tuhan di dalam diri setiap manusia
termasuk saya untuk mengawasi dan memberikan perintah terhadap tindakan yang
saya lakukan. Akibat kejatuhan mansia ke dalam dosa, hati nurani tidak netral
lagi sehingga saya harus memiliki kepekaan dalam menentukan pilihan atau
hal-hal yang harus di perbuat yang sesuai dengan kehendak hati nurani yang
dipimpin oleh Roh Kudus. Hati nurani merupakan wakil Allah di dalam setiap
manusia namun bukan sebagai pribadi yang berada dalam pribadi. Oleh karena itu,
saya harus terus meminta Roh Kudus untuk dapat memimpin saya mengambil dan
menentukan tindakan yang berasal dari hati yang dipimpin oleh Roh Kudus,
misalnya memilih untuk jujur dari pada berbohong.
Bab II Fungsi dan Tugas Hati Nurani
Hidup
sebagai manusia adalah hidup yang tidak boleh dipermainkan, hidup di tengah
Allah dan seta, hidup di tengah surga dan neraka, hidup di tengah baik dan
jahat. Oleh karena itu kita harus mengambil keputusan yang tepat yang bersumber
dari hati nurani bukan menggunakan rasio, dimana keputusan itu akan
diperhitungkan oleh Tuhan.
1.
Fungsi Hati Nurani
·
Fungsi hati nurani sangat jelas disebutkan sejak awal
kejatuhan Adam ke dalam dosa dimana manusia memiliki kesadaran bahwa relasinya
dengan Allah sudah terancam dan sudah rusak. Hal ini terbukti ketika manusia
merasa takut dan menyadari dinginnya lingkungan dimana mereka berada.
·
Hati nurani memiliki dua aspek:
1)
Aspek yang bersangkut paut dengan apa yang telah
dilakukan oleh orang yang memiliki hati nurani tersebut.
2)
Langsung mendatngkan akibat atau efek yang bersangkut
paut dengan Tuhan Allah, Pencipta dirinya.
A.
Teguran Hati Nurani dan Kebudayaan
Ateisme muncul
sebagai usaha untuk melarikan diri dari teguran hati nurani mengenai perbuatan
dosa yang sudah menjadi fakta yang membawa pelakunya berhadapan dengan
pengadilan Allah. Sebagai wakil Allah di dunia, suara hati nurani kita
seharusnya menyelidiki Alkitab, tetap taat dan bersandar kepada Allah yang
tidak kekurangan apa-apa dan mutlak di dalam Roh Kudus.
B.
Fungsi Hati Nurani yang Sejati
Hati nurani (Arab=
nur, berarti bercahaya dan Tionghoa= Liong sim, artinya the good heart) adalah daya dasar yang sudah Tuhan tanamkan di
dalam diri manusia sebagai peta teladanNya yang langsung berasal dari Tuhan
sendiri. Pada hakekatnya hati nurani memiliki fungsi yang sejati yaitu tidak
setuju pada saat kita berbuat jahat dan sedih pada saat kita terlanjur
melakukan perbuatan yang tidak seharusnya. Orang yang melakukan perbuatan jahat
namun tidak merasa apa-apa setelahnya berarti hati nuraninya tidak normal lagi. Namun bagaimana
pada hati orang yang sudah tercemar atau kotor?
C.
Etimologi Hati Nurani
Istilah hati nurani
yang dipakai Alkitab adalah suneidesis (Latin:
Conscienta) yang digabung dari dua kata yaitu con dan scienta yang
berarti pengetahuan jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Con yang berarti bersama-sama. Maka
conscientia bukan hati yang bersinar atau hati yang baik, tetapi berarti
bersama-sama mengetahui (coknower).
Hati nurani yang dalam Yunani adalah suneidesis
berarti mengetahui bersama saya dimana seseorang tak mungkin mengatakan
bahwa apa yang dilakukannya tidak mungkin diketahui oleh siapa pun karena ada
Allah yang mengetahui segala sesuatu.
Pada saat melakukan
sesuatu paling tidak ada 4 pihak yang mengetahui:
a)
Diri sendiri pasti mengetahui, karena diri sendiri juga
adalah orang
b)
Setan, yang menyuruh kita untuk berbuat dosa pasti juga
mengetahuinya. Maka tidak mungkin tidak ada yang mengetahui di luar kita.
c)
Allah, yang di dalam persemayam hadirat-Nya, mengetahui
apa yang sedang kita kerjakan.
d)
Allah mengutus sesusatu di dalam hati manusia yang
menjadi wakil Allah, yaitu “dia” yang juga mengetahui bersama-sama dengan
manusia. Itulah hati nurani.
D.
Hati Nurani dan Sifat Eksistensi Relatif
Hati nurani sebagai “wakil Allah” bukan berarti merupakan satu oknum yang
berada dalam diri kita. Hati nurani adalah bagian dari manusia sebagai oknum
atau satu pribadi. Sebagai satu paribadi maka manusia memiliki sifat
eksistenasi relatif dimana manusia dapat menghadap kepada diri sendiri sebagai
subyek dan obyek sekaligus. Itulah sebabnya manusia berdialog dengan diri sendiri.
Di dalam eksistensi diri ini setan selalu berusaha memberikan racun yang
menyebabkan dua hal, yang pertama penilaian diri sendiri terlalu rendah sehingga
mengakibatkan sifat minder (rendah diri) akibat dari inferiority complex dan kedua penilaian terhadap diri terlalu
tinggi sehingga mengakibatkan superiority
complex dimana menjadikan dirinya menjadi orang yang berambisi sehingga
perlahan-lahan akan membunuh diri.
Keyakinan sangat dibutuhkan oleh manusia tetapi harus didasarkan pada
pengevaluasian diri yang wajar yaitu sesuai dengan iman yang diberikan kepada
kita dimana jangan terlalu tinggi dan terlalu rendah.
2.
Tahapan Fungsi Hati
Nurani
Sebagai peta
teladan Allah manusia memiliki hati nurani yang sangat berakaitan dengan aspek
moral.
A.
Memberi Pencerahan
Hati nurani meruapakan “mata rohani” bagi seseorang
sehingga dapat melihat dengan jelas dan nyata. Hal ini sama seperti ketika
adanya cahaya di sebuah kegelapan yang menjadikan segala sesuatu bisa terlihat
secara jelas (Mat 5:14).
B.
Membantu Mengadakan Pembedaan
Hati nurani berfungsi untuk membedakan yang baik dan yang
jahat, Pa yang benar dan apa yang salah apa yang harus dilakukan dan apa yang
tidak seharusnya dilakukan (Roma 2:15).
C.
Memberikan Kekuatan Pertimbangan
Hati nurani membantu manusia membuat keputusan (2 Kor
4:2). Kemungkinan keputusan yang muncul dari kebebasan manusia adalah:
·
Manusia sudah mengetahui itu jahat, manusia sudah
mengetahui hal itu tidak boleh dilakukan, setelah dipertimbangkan, karena
memberikan keuntungan, sekalipun jahat akan tetap manusia lakukan.
·
Mulai memikirkan untuk tidak melakukan, karena resiko
terlalu besar manusia yang memilki watak, kewajiban moral yang harus
bertanggung jawab kepada Tuhan Allah, maka manusia tidak mau melakukan hal yang
tidak benar.
D.
Memperingati
Ketika manusia mengambil keputusan yang salah maka hati
nurani akan memperingati untuk kembali pada hal yang benar (Roma 2:14,15).
Sehingga meskipun banyak orang yang belum mengenal Taurat Tuhan pun bisa
disadarkan untuk melakukan hal yang benar. Inilah fungsi dari hati nurani.
E.
Tidur Sementara
Menurut seorang Teolog Norwegia, tugas hati nurani pada
saat transformasi keputusan menjadi tindakan adalah tidur sementara. Pada saat
seseorang berbuat dosa dan merasa lega, tidak ada gangguan, terasa enak sekali
maka fungsi hati nurani pada saat itu adalah tidur sementara.Hal ini bukan
berarti hati nuran sudah mati, tapi setelah kita berbuat dosa maka hati nurani
akan bangkit lagi.
F.
Menyelidiki Hati
Setelah manusia selesai berbuat dosa maka hati nurani
yang tidur akan bangun dan menyelidiki dengan begitu rajin dan teliti sehingga
seringkali setelah berbuat dosa kita menyadari bahwa seharusnya kita tidak
melakukannya (Amsal 20:27).
G.
Menegur dan Menghakimi
Setelah menyelidiki hati nurani akan menegaskan bahwa
kita telah berbuat dosa dan menjadi orang berdosa sehingga hati nurani akan
menghakimi tanpa kompromi.
H.
Menjadi Saksi Dosa
Sebagai wakil Allah, hati nurani akan menjadi saksi ketika
kita diadili sehingga kita tidak dapat berbohong dan melarikan diri dari
pengadilan Allah.
Refleksi Bab II
Sebagai
ciptaan yang memiliki hati nurani untuk dapat menjadi wakil Allah di dalam
diri, saya harus memahami bahwa saya hidup di tengah-tengah Allah dan Setan
sehingga saya harus menjadi orang yang mau di tuntun oleh kebenaran firman
Tuhan. Pada saat memiliki hati yang mau tunduk pada kebenaran maka hati nurani
saya akan memberikan tanggapan yang baik namun ketika saya melakukan hal yang
tidak sesuai dengan firman Tuhan maka hati nurani akan memperingati saya untuk
tidak melakukannya lagi. Hal ini membutuhkan kepekaan terhadap suara yang
lembut dan memimpin pada kebenaran ini yaitu hati nurani sehingga saya bisa
berbalik pada jalan yang sesungguhnnya yaitu melakukan apa yang sesuai denga
kebenaran. Di sisi lain perbuatan saya yang terus di pimpin oleh Setan akan
membuat hati nurani menjadi lemah sehingga hanya melalui penebusan dan
keyakinan saya kepada Kristus yang mampu mengembalikan saya kepada jalan yang
benar sesuai Firman Tuhan.
Bab III Polusi Hati Nurani
Berdasarkan
Teologi Reformed, sifat hati nurani harus dilihat dalam beberapa tahapan secara
tepat yakni penciptaan, kejatuhan, penebusan dan kekekalan. Pada saat manusia
diciptakan hati nurani begitu murni
namun akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa menyebabkan hati nurani menjadi
terpolusi bisa memberikan pencerahan namun tidak secerah sebelumnya. Ada empat
polusi yang terjadi pada hati nurani akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa.
1.
Polusi Kebudayaan
Setiap kebudayaan menghasilkan suatu norma, yang
mengakibatkan hati nurani dipengaruhi oleh norma-norma yang ditumpuk oleh
kebudayaan itu sehingga hati nurani tidak mungkin lagi bersifat netral.
Contohnya di Cina, seorang istri yang tidak melahirkan anak akan diceraikan.
Hal ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran Mencius yaitu “Tahukah bahwa tidak
hormat terhadap orang tua ada tiga, dan yang paling terbesar adalah tidak
menyambung keturunan untuk menyambung hidup marga”.
2.
Polusi Agama
Agama juga mempolusi hati nurani. Contohnya ada agama
yang melarang makan daging babi dan ada agama yang tidak melarang hal tersebut
sehingga hati nurani tidak mungkin bersifat netral.
3.
Polusi Masyarakat
Masyarakat sangat berperan dalam membuat hati nurani
menjadi terpolusi.. Apa yang dianggap banyak orang benar maka itu yang menjadi
standar umum dari kelompok masyarkat tersebut.Contohnya penggunaan
anting-anting pada kaum pria.
4.
Polusi Kebiasaan
Ketika seseorang berbuat dosa berulang kali, lama
kelamaan ia menjadi orang yang biasa berbuat dosa. Hal ini menyebabkan kita
tidak peka lagi terhadap dosa karena dosa yang dilakukan sudah dibenarkan dan
hati nurani menjadi sangat terpolusi. Misalnya orang yang sudah terlalu lama
melakukan pembunuhan.
Hanya melalui
kuasa penyucian darah Kristus yang dapat menyucikan polusi hati nurani kita
(Ibrani 9:14).
Refleksi
Bab III
Kehidupan manusia merupakan kehidupan yang tidak terlepas
dari suatu kemungkinan untuk berbuat dosa. Hal ini dipengaruhi hati nurani
manusia yang terpolusi akibat pilihan manusia untuk berbuat dosa ketika manusia
pertama diciptakan sehingga sebagai anak cucunya, saya pun di pengaruhi oleh
kecenderungan untuk berbuat dosa. Contoh kecil yang terjadi di masyarakat
tempat saya adalah orang lebih cenderung untuk menganggap anak laki-lakin itu
lebih berharga sehingga ketika yang dilahirkan adalah anak perempuan maka
mereka akan menyesal dan berusaha untuk mencari anak lagi hingga harapan mereka
untuk mendapatkan anak laki-laki tercapai. Hal ini menyebabkan kaum perempuan
di masyarakat tempat saya dipandang begitu rendah dan tidak memiliki arti
apa-apa dalam sebuah keluarga. Pemahaman seperti ini terjadi akibat hati nurani
yang sudah terpolusi oleh dosa dan tidak adanya pengenalan yang benar mengenai
kebenaran Firman Tuhan yang memberikan pengertian tentang kesamaan manusia di
hadapan Tuhan. Oleh karena itu, sebagai seorang calon Guru, saya memiliki suatu
beban untuk dapat memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat dan
meluruskan pemahaman yang salah ini.
Bab IV Pemulihan Hati Nurani
1.
Keadaan Hati Nurani
a)
Hati Nurani yang Bersih
I Tim 1:5 “ Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul
dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus
ikhlas”.
b)
Hati Nurani yang Sudah Rusak
Tit 1:15 “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi
orang najis dan orang yang tidak beriman satupun tidak ada yang suci, karena
baik akal maupun suara hati mereka najis”
c)
Hati Nurani yang Lemah
Hati nurani diciptakan oleh Allah dengan sedemikian
murni, telah mengalami berbagai polusi sejak manusia jatuh ke dalam dosa
sehingga apabila kita berbuat dosa secara terus menerus maka hati nurani akan
menjadi lemah seperti tidak mempunyai perasaan lagi.
2.
Pengaruh Suara Setan
·
Di dalam Alkitab Allah tidak memaksa manusia untuk takluk
kepada Dia karena tidak pernah disebutkan adanya “kerasukan Roh Kudus” tetapi
Setan selalu berusaha untuk merasuki manusia, itu sebabnya Alkitab berulang
kali menyebutkan “Kerasukan Setan”. Setan tidak selalu muncul dengan istilah
dan oknum pribadi secara nyata, tetapi ia menyusupka diri dan memperalat orang
lain sehingga sering sekali manusia tertipu oleh esensi suara Setan karena
tidak untuk membedakan suara setan atau bukan.
·
Setan dapat mengimitasi pekerjaan Roh Kudus tapi
bagaimanapun juga ada beberapa esensi yang tidak dapat ditiru oleh Setan.
Karunia-karunia yang paling mudah ditiru oleh Setan adalah karunia-karunia yang
berkenaan dengan bahasa karena ada bahasa lidah (glosolalia) yang sulit
dibedakan.
·
Oleh karena itu, sebagai orang yang memiliki Kitab Suci,
kita harus menguji kebenaran yang ditawarkan sehingga kita tidak mudah tertipu.
A.
Tugas Setan
Istilah dan tugas
Seta nada tiga:
1)
Penentang Allah
Setan disebut Setan karena selalu merintangi pekerjaan
Tuhan.
2)
Penggoda Manusia
Suara yang membuat kita merasa terbuai dan begitu
melayang-layang, tertarik untuk berbuat jahat, lalu mendorong kita untuk
berbuat dosa, pasti itu adalah suara Setan yang ingin menjatuhkan kita ke dalam
dosa.
3)
Penuduh Kaum Pilihan
Dosa manusia yang dilakukan sudah di tebus melalui
Kristus namun Setann justru mengungkit kembali dosa-dosa masa lalu orang
percaya sehingga orang tersebut terganggu dan tidak dapat melayani Tuhan dengan
baik.
B.
Gejala Suara Setan
1.
Mengacaukan Kebenaran
·
Suara Setan adalah suara yang mengacaukan pengertian akan
kebenaran dimana Setan selalu mengacaukan status, emosi, rencana dan ordo-ordo
yang ditetapkan Tuhan di alam semesta. Tuhan tidak menyebabkan kekacauan
seperti Setan tetapi Tuhan selalu membangkitkan kedamaian di dalam kehidupan
orang percaya.
·
Kekacauan dari setan menyebabkan kita semankin kacau dan
semakin tidak jelas melihat dimana kebenaran itu berada karena tkaut dibandingkan
satu dengan yang lainnya. Sedangkan kekacauan dari Roh kudus menyebabkan orang
insyaf, lebih tajam dan peka dalam membedakan yang pada akhirnnya membawa
kembali kepada kebenaran.
2.
Meragukan Firman Tuhan
Menurut Rene Descartes, keraguan disebabkan oleh dua hal,
yaitu ada yang dimotivasikan oleh hal untuk percaya, tetapi menglami kesulitan
sehingga mengakibatkan keraguan dan keraguan timbul karena memang meragukan.
Keraguan yang dikerjakan oleh Setan dilakukan dengan dua
hal, yaitu memutlakan yang salah dan merelatifkan yang benar. Contoh kejatuhan
manusia dala kejadian 3.
3.
Mencela Tuhan
Suara Setan mengakibatkan kita selalu tidak puas kepada
Allah, lalu mengakibatkan kita mengutuk Allah atau bersungut-sungut kepada
Allah. Sehingga kita seharusnya dalam kegagalan dan kesuksesan kita seharunya
bersyukur sehingga kita tidak dihasut oleh Setan untuk membenci Allah
4.
Merayu untuk Berbuat Dosa
Suara Setan juga dapat diketahui dengan suatu rayuan yang
membawa kita kepada keberanian untuk berbuat dosa. Pada saat kita semakin
berani untuk berbuat dosa dan semakin berani untuk melanggar hukum moral maka
semua ini merupakan rayuan dan bisikan dari Setan. Contoh ada bisikan “berzinah
itu bukan dosa jadi lakukan saja”.
5.
Menuduh Dosa Masa Lalu
Setan akan menuduh kita dengan kita dibuat sulit sehingga
menyebabkan kita jatuh dalam pencobaan dan akhirnya berbuat dosa. Oleh karena
itu kita harus peka terhadap hati nurani dan Roh Kudus yang selalu
memperingatkan kita. Suara Roh Kudus dan suara hati nurani sangat berbeda dengan
suara Setan. Suara Setan begitu manis sebelum berdosa, tapi menjadi begitu
kejam dan ganas setelah kita jatuh ke dalam dosa. Ia akan menjadi penuduh di
hadapan Tuhan. Contohnya kisah Ayub yang dituduh namun Ayub tetap tidak mau!
6.
Berusaha Mengeraskan Hati Seseorang
Suara Setan dapat diketahui ketika suara itu mendorong
kita untuk melakukan kejahatan. Disini suara itu berusaha untuk mengeraskan
hati kita untuk menolak teguran berbuat dosa sehingga kita akan merasa bahwa
dosa yang kita lakukan itu sangat menyenangkan.
7.
Mengajar untuk Tidak Mengakui Dosa
Setelah kita berbuat dosa maka Setan akan mengajarkan
kepada kita bahwa berbuat dosa itu lumrah, tidak ada apa-apa, banyak oranh yang
juga melakukan, bukan hanya kita seorang diri saja. Hal ini menyebabkan kita
tidak dapat mengakui dosa kita dan hidup kita akan semakin mirip dengan
dia yang najis, tidak suci dan jauh dari
Tuhan.
3.
Pengaruh Suara Roh Kudus
Sifat suara Roh
Kudus selurunya berlawanan dengan suara Setan. Ketika kita berada dalam prinsip
ketaatan kepapa firman Tuhan, Roh Kudus bersifat menenangkan bukannya
mengacaukan.
·
Roh Kudus akan memutlakan yang mutlak dan merelatifkan
yang relatif yakni Dia akan terus menanamkan firman kebenaran di dalam hati
setiap orang percaya
·
Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk hidup
taat dan bersyukur, meskipun kita hidup dalam penderitaan
·
Roh kudus akan senantiasa memberikan nasihat untuk senantiasa hidup suci,
meninggalkan dosa dan takut kepada Tuhan Allah serta tidak berkompromi dengan
Setan
·
Roh Kudus akan menerangi diri kita untuk senantiasa
melihat kelemahan diri kita sehingga kita tidak lagi berani bersandar kepada
diri sendiri tetapi bersandar kepada Tuhan
4.
Pembaharuan Hati Nurani
A.
Firman Allah
Seluruh Alkitab menyatakan bahwa pembersihan hati nurani
hanya dilakukan oleh tiga kekuatan saja. Firman Tuhan merupakan faktor pertama
yang membersihkan kita dari dosa(Maz 19:9; I Ptr 1:22)
B.
Darah Kristus
Jika kita hidup di dalam terang, maka darah Yesus akan
menyucikan kita dari segala dosa. Di dalam bahasa Yunani kalimat ini
menggunakan struktur present continuous
tense yaitu bentuk terus menerus dimana darah Yesus akan terus menerus,
otomatis, dengan sendirinya, menyucikan dan membasuh dosa kita (Ibr 9:14)
C.
Gerakan Roh Kudus
Roh Kudus merupakan oknum tritunggal yang membersihkan
manusia dari dosa (Kis 15:8-9). Hal ini membuktikan bahwa hanya Allah
tritunggal saja yang dapat membersihkan dosa seseorang.
Refleksi Bab IV
Pekerjaan
yang dilakukan oleh Setan akan selalu bertentangan dengan apa yang dilakukan
oleh Roh Kudus dalam diri setiap orang. Roh Kudus akan memberikan pengertian
dan ajakan dengan dasar yang sesuai degan Firman Tuhan sedangkan Setan akan
melakukan hal yang berlawanan yaitu mengajak saya untuk berpaling dari Tuhan.
Oleh karena itu, apabila saya menemukan bisikan-bisikan yang bertentangan
dengan kebenaran Firman Tuhan maka saya semestinya mengetahui bahwa itu adalah
bisikan dari Setan sehingga saya tidak dapat mengambil keputusan yang tepat
yaitu tidak mendengarkan bisikan tersebut.
Saya percaya bahwa meskipun dalam penderitaan, Allah Roh
Kudus selalu hadir untuk menguatkan saya untuk terus berada dalam jalur yang
tepat yaitu mampu melewati setiap penderitaan yang dialami. Dalam hal ini saya
perlu mempelajari firman Tuhan dan terus mendekatkan diri kepada Dia agar saya
di mampukan dan di beri kepekaan untuk tidak mudah jatuh dalam tipuan Setan.
Penutup
Ketika
kiat sudah dibersihkan oleh firman, dengan darah dan Roh kudus, maka sekarang
melalui firman kita dapat mengetahui bagaimana tipu daya Setan dan bagaimana
Roh Kudus bekerja. Jangan pernah kita berharap dapat hiudp sebagai orang
Kristen yang bebas dari gangguan suara Setan karena melalui darah Kristus kita
selalu diingatkan akan pengorbanan Kristus yang menjadikan kita sebagai umatnya
dan yang tidak akan menyusahkan Kritus dan yang akan bersungguh-sungguh setia
dan melayani Dia.
Thank for share your blogspot abaout Holly spirit... Bless u and Bless All..
BalasHapus